0

Di Landa Rindu (introduce)

introduce..


menatap bulan,,
akh tampak tak seindah dulu,ketika ku tatap di bawah lampu halaman berwarna kuning saat menuju sebuah bangunan dua tingkat itu kawan,,
harusnya mulai saja ku ceritakan kerinduan ini tanpa harus,menoleh pada "bulan" bukan..
yaa,,sedikit menyusuri memori di yang tersimpan banyak di desa yang orang sebut cipasung(saya tak tau kenapa diberi nama seperti itu kawan..)
berawal dari keinginan orangtua(selalu seperti itu,,terpaksa namun berevolusi kemudian menjadi terpana,,cobalah!!),,saya ini dulu begitu enggan menginjak bumi priangan yang satu ini,tentunya selain karna jarak tempuh 4jam dari rumah,tentunya karena merasa enggan kembali terikat dalam "kurungan".
klasik memang,namun itulah candunya..
 to the poin saja..
1 tahun berlalu,yang saya dapati hanyalah perasaan selalu ingin pulang ke kampung halaman(padahal nyantri bukanlah hal baru kawan..)
di tahun ke-2,atmosfer nya mulai terasa..nikmatnya "nyantren",entah itu sorogan,ngaloghat,talaran,ngaliwet,patrol,jilid,,,(khas nyantren kawan..)
dan tahun ke3...
hmmmmmmmmmmmmmmmmmm,,semua terlihat nyata,
nyata dengan arogansi "kesenioran,tak peduli cemooh orang asal terlihat "keren",,
tak peka lagi kondisi "kesantrian",hanya ingin bebas,hanya ingin merasakan "kebengalan" dengan alibi "kapan lagi??untuk terakhir kalinya"..(namun masih dalam batas kawan..naudzubillah jika harus sampai lupa "kewajiban")
sedikit mengingat rasa saat itu,di sana ada rasa senang dan terkontaminasi oleh rasa takut kawan,,
senang karna merasa akan segera mengakhiri ikatan aturan,,
dan tentunya takut..pada masa setelah itu..
linkungan baru,dunia kemasyarakatan yang sesungguhnya, dan..
perpisahan..


lalu .......

to be continue

0 komentar:

Posting Komentar

Siguiente Anterior Inicio

Lets Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Memorias "Berbekas"

Mentari yang berpulang meninggalkan bekas di tanah kering di tanah basah, di tanah rumput dan pepohonan kemudian menyimpan masa lalunya, di tebar debu dan daun-daun yang gugur menimbun sejumput harap.. diketidaktahuan memeta gelap, dipengetahuan membangun hasrat.. sedang angin masih membisikkan kasih sayang dan kebencian sepanjang usia tanah.. mentari yang berpulang itu meninggalkan bekas.. dan ketika senja warnanya menjadi isyarat malam, membagi cahaya atas bulan dan bintang.. tapi tangis dan tawa yang dilanjutkan nasib nyanyiannya gelap di hamparan langit... by my mentor of art @ cipasung

Let's Play


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com